TUGAS PUT 205
“LANGKAH-LANGKAH
PENGOPERASIAN”
Disusun Oleh :
IDA FARIDA RAHMAWATI (140901050)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
STIKES PEMKAB JOMBANG
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
2014 / 2015
TUGAS
PUT
LANGKAH-LANGKAH
PENGOPERASIAN
1.
UJI
T SATU KELOMPOK
One sample t test merupakan teknik analisis untuk
membandingkan satu variabel bebas. Teknik ini digunakan untuk menguji apakah
nilai tertentu berbeda secara signifikan atau tidak dengan rata-rata sebuah
sampel.
Uji t sebagai teknik pengujian hipotesis deskriptif
memiliki tiga criteria yaitu uji pihak kanan, kiri dan dua pihak.
a. Uji
Pihak Kiri : dikatakan sebagai uji pihak kiri karena t tabel ditempatkan di
bagian kiri kurva.
b. Uji
Pihak Kanan : Dikatakan sebagai uji pihak kanan karena t tabel ditempatkan di
bagian kanan kurva.
c. Uji
dua pihak : dikatakan sebagai uji dua pihak karena t tabel dibagi dua dan
diletakkan di bagian kanan dan kiri.
Contoh Kasus :
Contoh Rumusan Masalah : Bagaimana
tingkat keberhasilan belajar siswa?
Hipotesis kalimat :
a. Tingkat keberhasilan
belajar siswa paling tinggi 70% dari yang diharapkan (uji pihak kiri /
1-tailed).
b.
Tingkat keberhasilan belajar siswa paling rendah 70%
dari yang diharapkan (uji pihak kanan / 1-tailed).
c. Tingkat
keberhasilan belajar siswa tidak sama dengan 70% dari yang diharapkan (uji 2
pihak / 2-tailed).
Pengujian Hipotesis : Rumusan masalah satu
Hipotesis kalimat :
a. Ha
: tingkat keberhasilan belajar siswa paling tinggi 70% dari yang diharapkan.
b. Ho
: tingkat keberhasilan belajar siswa paling rendah 70% dari yang diharapkan.
Hipotesis statistik :
a. Ha
: µ 0 < 70%
b. Ho
: µ 0 ≥ 70%
Parameter uji :
a. Jika
– t tabel ≤ t hitung maka Ho diterima, dan Ha di tolak.
b. Jika
– t tabel > t hitung maka Ho ditolak, dan Ha diterima
Penyelesaian Kasus 1 (uji t
pihak kiri).
Data hasil ulangan matematika
siswa sebanyak 37 siswa.
1. Klik
analyze – pilih compare means - lalu pilih one sample T test.
2. Masukkan
variabel nilai ke dalam test variable box, abaikan yang lain kemudian klik OK.
3. Selanjutnya
uji normalitas data : Klik analyze - pilih non parametrics test – pilih 1 sampel
K-S.
4. Masukkan
variabel nilai ke dalam test variable list - kemudian klik OK.
Maka akan keluar hasil
Hasil uji di
atas menunjukkan bahwa t hitung = 61.488. T tabel diperoleh dengan df = 36, sig
5% (1 tailed) = 1.684. Karena – t tabel < dari t hitung (-1.684 <
61.488), maka Ho diterima, artinya tingkat keberhasilan belajar siswa paling
tinggi 70% tidak terbukti, bahkan lebih dari yang diduga yaitu sebesar 74.3489.
Hasil uji
normalitas data menunjukkan nilai Kol-Smirnov sebesar 0.600 dan Asymp. Sig
tidak signifikan yaitu sebesar 0.864 (> 0.05), sehingga dapat disimpulkan
data berdistribusi normal.
Pengujian Hipotesis : Rumusan masalah Dua
Hipotesis
kalimat :
a. Ha
: tingkat keberhasilan belajar siswa paling rendah 70% dari yang diharapkan.
b. Ho
: tingkat keberhasilan belajar siswa paling tinggi 70% dari yang diharapkan.
Hipotesis statistik :
a. Ha
: µ 0 > 70%
b. Ho
: µ 0 < 70%
Parameter uji :
a.
Jika + t tabel > t hitung maka Ho diterima, dan
Ha di tolak.
b.
Jika + t tabel < t hitung maka Ho ditolak, dan
Ha diterima.
Penyelesaian Kasus 2 (uji t
pihak kanan)
Data hasil ulangan matematika
siswa sebanyak 37 siswa.
1.
Klik Analyze – pilih compare means - lalu pilih one
sample T test.
2.
Masukkan variabel nilai ke dalam test variable box,
abaikan yang lain kemudian klik OK.
3.
Selanjutnya uji
normalitas data : Klik Analyze - pilih non parametrics test – pilih 1 sampel
K-S.
4.
Masukkan variabel nilai ke dalam test variable list
- kemudian Klik OK
Masih
menggunakan hasil analisis di atas, maka diperoleh t hitung sebesar 61.488, dan
t tabel = 1.684. Karena + t tabel < dari t hitung (1.684 < 61.488), maka Ho
ditolak, dan Ha diterima. Artinya Ha yaitu tingkat keberhasilan siswa
paling rendah 70% dari yang diharapkan diterima. Sedangkan Ho yang menyatakan
bahwa keberhasilan belajar paling tinggi 70% ditolak.
2.
UJI
T BERPASANGAN
Uji-t menilai apakah mean dan keragaman dari dua kelompok berbeda secara
statistik satu sama lain. Analisis ini digunakan apabila kita ingin
membandingkan mean dan keragaman dari dua kelompok data, dan cocok sebagai
analisis dua kelompok rancangan percobaan acak.
Uji t berpasangan (paired t-test) biasanya menguji perbedaan
antara dua pengamatan. Uji t berpasangan biasa dilakukan pada subjek yang
diuji pada situasi sebelum dan sesudah proses, atau subjek yang berpasangan
ataupun serupa. Misalnya jika kita ingin menguji banyaknya gigitan nyamuk
sebelum diberi lotion anti nyamuk merk tertentu maupun sesudahnya. Lanjutan
dari uji t
berpasangan adalah uji ANOVA berulang.
Rumus yang digunakan untuk mencari
nilai t dalam uji-t
berpasangan adalah:
Uji-t
berpasangan menggunakan derajat bebas n-1, dimana n adalah jumlah
sampel.
Hipotesis
pada uji-t berpasangan yang digunakan adalah sebagai berikut:
a.
H0 : D = 0 (perbedaan
antara dua pengamatan adalah 0).
b.
Ha : D ≠ 0 (perbedaan
antara dua pengamatan tidak sama dengan 0).
Ilustrasi :
Jika kita
ingin membandingkan nilai matematika siswa di sebuah sekolah sebelum dan
sesudah mengikuti bimbingan belajar, data yang diberikan adalah sebagai
berikut:
Dengan SPSS 17.0 langkahnya sangat mudah:
1. Pertama
input data sebagai berikut :
2.
Kemudian pilih Analyze – Compare Means – Paired Samples T test, seperti berikut
:
3.
Setelah muncul kotak dialog Paired-T test, masukkan kedua
variabel ke kotak Paired Variables,
kemudian klik continue – OK
4. Akan
ditunjukkan output sebagai
berikut:
5.
Interpretasi
Nilai t-hitung yang dihasilkan
adalah 4,015 pada derajat bebas
14 lebih besar daripada nilai t-tabel sebesar 1,761 (lihat tabel sebaran t). nilai sig.2-tailed lebih kecil daripada nilai kritik 0,05 (0,001 < 0,05) berarti kita dapat menolak H0 dimana perbedaan adalah tidak sama dengan nol, artinya tidak
terdapat perkembangan signifikan dari hasil bimbingan belajar yang dilakukan
terhadap bidang studi matematika di sekolah tersebut
3.
UJI
T INDEPENDEN DAN DEPENDEN
Uji T Independen
Uji T Dependen
Uji-t untuk data
berpasangan berarti setiap subjek diukur dua kali. Misalnya sebelum dan sesudah
dilakukannya suatu intervensi atau pengukuran yang dilakukan terhadap pasangan
orang kembar. Dalam contoh ini akan membandingkan data sebelum dengan sesudah
intervensi.
Contoh Kasus :
Suatu studi ingin
mengetahui pengaruh suatu metode diet, lalu diambil 28 ibu sebagai sampel untuk
menjalani program diet tersebut. Pengukuran berat badan yang pertama (BBIBU_1)
dilakukan sebelum kegiatan penyesuaian diet dilakukan, dan pengukuran berat
badan yang kedua (BBIBU_2) dilakukan setelah dua bulan menjalani penyesuaian
diet.
Buka SPSS, dan masukan datanya seperti ini :
Kita akan melakukan uji
hipotesis untuk menilai apakah ada perbedaan berat badan ibu antara sebelum
dengan sesudah mengikuti program diet, langkah-langkahnya sebagai berikut.
Dari menu utama, pilihlah: Analyze-->Compare
Mean-->Paired-Sample T-test….
Pilih
variabel BBIBU_1 dan BBIBU_2 dengan cara mengklik masing-masing variable
tersebut.
Kemudian klik tanda ‘segitiga’ untuk memasukkannya ke dalam kotak Paired-Variables. Seperti nampak di bawah ini :
Kemudian klik tanda ‘segitiga’ untuk memasukkannya ke dalam kotak Paired-Variables. Seperti nampak di bawah ini :
Selanjutnya
klik OK untuk menjalankan prosedur. Pada layar Output tampak hasil
seperti berikut:
Dari
28 subjek yang diamati terlihat bahwa rata-rata (mean) berat badan dari ibu
sebelum intervensi (BBIBU_1) adalah 57.54, dan rata-rata berat badan sesudah
intervensi (BBIBU_2) adalah 56,21. Uji ‘t’ yang dilakukan terlihat pada tabel
berikut:
Dari
hasil uji-t berpasangan tersebut terlihat bahwa rata-rata perbedaan antara
BBIBU_1 dengan BBIBU_2 adalah sebesar 1.321. Artinya ada penurunan berat badan
sesudah intervensi dengan rata-rata penurunan sebesar 1.32 kg.
Hasil perhitungan nilai “t” adalah sebesar 5,133 dengan p-value 0.000 dapat ditulis 0,001 (uji 2-arah). Hal ini berarti kita menolak Ho dan menyimpulkan bahwa secara statistik ada perbedaan yang bermakna antara rata-rata berat badan sebelum dengan sudah intervensi.
Hasil perhitungan nilai “t” adalah sebesar 5,133 dengan p-value 0.000 dapat ditulis 0,001 (uji 2-arah). Hal ini berarti kita menolak Ho dan menyimpulkan bahwa secara statistik ada perbedaan yang bermakna antara rata-rata berat badan sebelum dengan sudah intervensi.
4.
ANOVA
ANOVA merupakan lanjutan dari uji-t
independen dimana kita memiliki dua kelompok percobaan atau lebih. ANOVA
biasa digunakan untuk membandingkan mean dari dua kelompok sampel independen
(bebas). Uji ANOVA ini juga biasa disebut sebagai One Way
Analysis of Variance.
Asumsi yang digunakan adalah subjek
diambil secara acak menjadi satu kelompok n. Distribusi mean berdasarkan
kelompok normal dengan keragaman yang sama. Ukuran sampel antara masing-masing kelompok
sampel tidak harus sama, tetapi perbedaan ukuran kelompok sampel yang besar
dapat mempengaruhi hasil uji perbandingan keragaman.
Hipotesis yang digunakan adalah:
H0: µ1 = µ2 … = µk (mean dari semua kelompok sama)
Ha: µi <> µj (terdapat mean dari dua atau lebih
kelompok tidak sama)
Statistik uji-F yang digunakan dalam
One Way ANOVA dihitung dengan rumus (k-1), uji F dilakukan
dengan membandingkan nilai Fhitung (hasil output) dengan nilai Ftabel.
Sedangkan derajat bebas yang digunakan dihitung dengan rumus (n-k),
dimana k adalah jumlah kelompok sampel, dan n adalah jumlah
sampel. p-value rendah untuk uji ini mengindikasikan penolakan terhadap
hipotesis nol, dengan kata lain terdapat bukti bahwa setidaknya satu pasangan
mean tidak sama.
Sebaran perbandingan grafis
memungkinkan kita melihat distribusi kelompok. Terdapat beberapa pilihan
tersedia pada grafik perbandingan yang memungkinkan kita menjelaskan kelompok.
Termasuk box plot, mean, median, dan error bar.
Contoh Kasus.
Evaluasi pada metode pengajaran oleh
pengawas untuk anak-anak sekolah Paket C adalah sebagai berikut:
Metode 1
|
Metode 2
|
Metode 3
|
Metode 4
|
10
|
11
|
13
|
18
|
9
|
16
|
8
|
23
|
5
|
9
|
9
|
25
|
Sebelum diinput ke dalam SPSS
susunan data harus dirubah dahulu seperti tabel berikut:
Metode
|
Waktu
|
1
|
10
|
1
|
9
|
1
|
5
|
2
|
11
|
2
|
16
|
2
|
9
|
3
|
13
|
3
|
8
|
3
|
9
|
4
|
18
|
4
|
23
|
4
|
25
|
Data ini kemudian dapat dimasukkan
ke dalam worksheet SPSS agar dapat dilakukan analisis.
Hipotesis yang digunakan adalah:
Hipotesis yang digunakan adalah:
H0 : µ1 = µ2 = µ3 = µ4 = µ5
(mean dari masing-masing kelompok metode adalah sama)
H1: µ1 <> µ2 <> µ3
<> µ4 <> µ5 (terdapat mean dari dua atau lebih kelompok metode
tidak sama)
Langkah-langkah pengujian One
Way ANOVA dengan software SPSS adalah sebagai berikut:
1. Input data ke dalam worksheet SPSS, tampilannya akan
seperti berikut ini:
Data view:
Variabel view:
2. Kemudian jalankan analisis dengan memilih ANALYZE
– COMPARE MEANS – ONE WAY ANOVA, seperti berikut ini:
3. Setelah muncul kotak dialog, maka pindahkan metode
ke DEPENDEN LIST, dan waktu ke FACTOR.
4. Setelah variabel dependen
dimasukkan pilih OPTION, kemudian checklist Descriptive dan Homogeneity-of-Variance
box, seperti gambar berikut kemudian klik continue.
5. Setelah itu pilih post Hoc Test, pilih Tukey,
lalu continue – OK.
6. Setelah itu maka akan muncul
output berupa:
7. Output Post Hoc Test akan berupa MULTIPLE
COMPARRISON
8. Interpretasi:
Hasil uji Homogeneity-of-Variance
box menunjukkan nilai sig. (p-value) sebesar 0,848, ini
mengindikasikan bahwa kita gagal menolak H0, berarti tidak cukup bukti
untuk menyatakan bahwa mean dari dua atau lebih kelompok metode tidak sama.
Hasil uji one way ANOVA
yang telah dilakukan mengindikasikan bahwa uji-F signifikan pada kelompok uji,
ini ditunjukkan oleh nilai Fhitung sebesar 11,6 yang lebih
besar daripada F(3,9) sebesar 3,86 (Fhitung
> Ftabel), diperkuat dengan nilai p = 0.003
lebih kecil daripada nilai kritik α=0,05.
5.
KORELASI
DAN REGRESI
Sebelum membuat analisa, laptop / komputer harus diinstal SPSS terlebih
dahulu. SPSS yang saya gunakan adalah IBM SPSS Statistics 20 [Portable].
Setelah diinstal, lakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Input data
ke SPSS.
Ada 2 view dalam SPSS, yaitu Data View dan Variable
View. Data di input ke Data View.
Sementara Variable View digunakan untuk memberi
nama variabel.
2.
Langkah selanjutnya yaitu Uji
Normalitas. Untuk melakukannya, pilih menu Analyze, kemudian pilih Descriptive
Statistics, lalu Explore.
Setelah muncul kotak dialog,
pindahkan variabel Nilai Impor dan Pendapatan Nasional ke kotak Dependent List.
Kemudiakn klik Plots. Lalu aktifkan box Normality plots with tests, klik
Continue lalu OK.
Ini hasil Uji Normalitas
3.
Tahap selanjutnya adalah tahap analisis. Pilih menu
Analyze, lalu Correlate dan klik Bivariate.
Setelah muncul kotak dialog,
pindahkan variabel Nilai Impor dan Pendapatan Nasional ke kotak Variables.
Aktifkan box Pearson dan klik OK.
Ini hasil analisis Korelasi Pearson
4.
Untuk melakukan analisis Korelasi Spearman, caranya
sama seperti melakukan analisis Korelasi Pearson. Hanya saja, box yang
diaktifkan saat kotak dialog muncul adalah box Spearman. Kemudian klik OK.
Ini hasil analisis Korelasi Spearman
5.
Untuk melakukan analisis Korelasi Partial. Pilih menu
Analyze, lalu Correlate dan klik Partial.
Setelah muncul
kotak dialog, pindahkan variabel Nilai Impor dan Pendapatan Nasional ke kotak
Variables, dan variabel Tahun ke kotak Controlling for. Klik OK.
Ini hasil analisis Korelasi Partial
6.
Selanjutnya yaitu analisis Korelasi Ganda. Karena
tidak ada menu khusus korelasi ganda di SPSS, maka menggunakan regresi. Pilih
menu Analyze, lalu Regression dan klik Linear.
Setelah muncul kotak
dialog, pindahkan variabel Nilai Impor ke kotak Dependent dan variabel
Pendapatan Nasional ke kotak Independent(s). Lalu klik OK.
Ini hasil analisis Korelasi Ganda
7.
Tahap selanjutnya yaitu analisis regresi. Untuk
melakukan analisis Regresi Sederhana, pilih menu Analyze, lalu Regression dan
klik Linear.
Setelah muncul kotak
dialog, pindahkan variabel Nilai Impor ke kotak Dependent dan variabel
Pendapatan Nasional ke kotak Independent(s). Klik OK.
Ini hasil analisis Regresi Sederhana
8.
Untuk melakukan analisis Regresi Ganda. Pilih menu
Analyze, lalu Regression dan klik Linear. Setelah muncul kotak dialog,
pindahkan variabel Tahun ke kotak Dependent, sedangkan variabel Nilai Impor dan
Pendapatan Nasional ke kotak Independent(s). Klik Statistics. Aktifkan box
Collinearity diagnostics dan klik Continue. Klik OK.
Ini
hasil analisis Regresi Ganda